Perajin Kebumen Olah Sabut Kelapa Jadi Bantal Guling
Kebumen, CyberNews. Sulit membayangkan sabut kelapa yang bagi sebagian orang sekadar menjadi bahan bakar bisa dijadikan sebagai teman tidur? Namun bagi Ms Darda (40) hal tersebut tidak mustahil untuk diwujudkan.
Bagaimana tidak, perajin sabut kelapa asal Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen itu saat ini tengah mengembangkan pembuatan bantal, guling, dan kasur mengunakan bahan baku sabut kepala.
Sebelumnya, melalui unit usahanya Aneka Kerajinan Anyaman Sabut Kelapa (AKAS), pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang mendapat penghargaan "Anugrah Industri Hijau 2010" dari Kementerian Perindustrian RI itu telah memanfaatan limbah sabut kelapa (tepes) menjadi berbagai produk kerajinan. Antara lain keset, sapu, coconet/cocomes, cocopot dan cocofiber. Produk tersebut tidak hanya dipasarkan di Indonesia, namun sudah menembus pasaran Italia, Amerika, dan China.
"Saya memang terus membuat terobosan, salah satunya dengan membuat bantal, guling, kasur, filter, jok mobil, dan lain sebagainya," ujar Ms Darda (40) saat ditemui Suara Merdeka di kediamannya, Jumat (25/6).
Untuk membuat bantal dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 10 cm itu diperlukan 1,2 kg sabut kelapa. Adapun untuk mendapatkan 1 kg sabut kelapa memerlukan antara 8-12 kelapa.
Dalam menyediakan bahan baku dirinya tidak mengalami kendala yang berarti mengingat masih melimpahnya sabut kelapa di Kebumen. Namun dia belum bisa memproduksi secara massal karena keterbatasan modal dan peralatan.
"Selama ada produknya, untuk pemasaran saya pikir tidak akan mengalami kesulitan," ujarnya pria yang dijanjikan oleh Gubernur Jateng H Bibit Waluyo permodalan khusus Rp 1 miliar itu. Ya, saat audiensi beberapa waktu lalu, oleh H Bibit Waluyo dia dijanjikan dana untuk permodalan sebagai apresiasi atas prestasi membawa nama Jateng pada "Anugrah Industri Hijau 2010".
Namun sayang, sampai saat ini janji gubernur tersebut masih belum dia rasakan. Padahal dia sudah membuat proposal seperti yang sudah dianjurkan. "Saya masih menunggu cairnya dana tersebut, tapi sampai saat ini masih belum ada kabarnya," ujarnya terus terang.
Selain untuk pengadaan mesin, dana sebesar itu rencanya akan digunakan untuk investasi, pembuatan showroom, dan sejumlah kebutuhan lain guna mendukung usahanya yang memproduksi coconet, coco fiber, cocomast dan aneka produk lain berbahan baku tepes.
Semua kebutuhan itu akan dipergunakan untuk mendukung produksi massal berupa bantal, guling, filter, pot yang berbahan baku sabut kelapa.
Maka dari itu, saat memenuhi undangan Gubernur dalam rangka Gelar Promosi Agribisnis (GPA) IV tahun 2010 di kawasan Agrowisata dan Sub terminal agribsinis Soropadan, Pringsurat, Temanggung, Sabtu (26/6) besok dia akan menanyakan secara langsung.
Dijadwalkan, Darda bersama 16 pengusaha berprestasi dari kabupaten/kota se-Jateng yakni dari Semarang, Batang, Kendal, Karanganyar, Pemalang, Pekalongan, Brebes, Klaten, Sragen, Kudus, Pati, Tegal dan Purworejo akan bertemu dengan Gubernur.
"Dengan begitu, mudah-mudahan dana yang dijanjikan itu bisa segera cair," ujar Darda.
sumber : suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar